Saturday, December 22, 2012

Dag, Dig, Dug... Ambil Raport


Hari ini, perasaanku tidak tenang terus. Kalian mau tahu kenapa? Ya, betul, besok aku akan mengambil raport. Aku takut kalau aku mendapat ranking 4, biasanya 'kan aku selalu dapat ranking 2 atau 3.

Saat aku melamun, tiba-tiba ada yang memegang pundakku, "Waaa!" jeritku kaget. Aku pun menoleh. Oh, ternyata Mama!
"Mama ngapain sih? Aku 'kan lagi takut, malah dikagetin" omelku.
"Takut apa? Jangan-jangan, takut raport-mu dapat ranking 4 ya?" tebak Mama.

Gubraaaak!
Wah, tebakannya tepat. Enggak meleset sama sekali, "Kok Mama tahu?"
"Tahu dong! Mama gitu looh," ujar Mama sambil tertawa kecil. Lalu, beliau duduk di sampingku. "Mestinya kamu gak perlu takut. Memangnya kenapa kamu bisa berpikir seperti itu?" tanya Mama.
"Habis,tadi di sekolah Keyla, Riska dan Riri dipanggil ke ruang guru. Aku kira mereka bakal dimintain foto 3 kali 4, untuk ditempelin di piagam nanti," ceritaku.
"Lho? Bukannya, foto itu diminta buat piagam kenaikan kelas?"
"Oh iya! Aku lupa, hehehe..." aku cengengesan."Tapi, kalau aku benar-benar dapat ranking 4 gimana dong, Mama nanti bakalan marah gak?"

Mama menghela nafas. Lalu berkata, "Kamu sudah shalat, berwudhu, berdo'a, belajar dengan sungguh-sungguh belum?"
Aku mencoba mengingat-ingat "Kayaknya sih, lumayan," ucapku. "Oya, Mama nanti bakalan marah gak, kalo aku dapat ranking 4?"
"Berarti hasilnya juga lumayan dong. Tapi, Mama gak bakalan marah kok, kamu dapat ranking 4 kek, 5 kek, terakhir pun juga gak bakalan Mama marahin, tenang aja, itu 'kan terserah Felicia sendiri," Mama mengelus-elus kepalaku.
"Betul nih?" aku memastikan.
"Betul kok. Suwer, gak marah kok" Mama meyakinkan.
"Ya sudah deh, aku mau tidur dulu ya, ngantuk nih. Good night Mom," aku menguap.
"Good night Dear," ujar Mama lembut.

***
Keesokan paginya...

"Felicia! Cepat makan nasi gorengmu, sebentar lagi kita mau berangkat!" seru Mama.
"Sebentar Ma! tinggal satu sendok lagi," sahutku sambil menyuapkan nasi goreng ke mulutku.
"Ma! Felicia! Sudah selesai belum siap-siapnya?" tanya papa setengah berteriak. Maklumlah Papa sedang ada di garasi.
"Belum! Sebentar lagi!" ucapku dan Mama hampir berbarengan.

Beberapa menit kemudian, akhirnya Aku, Mama dan Papa, pergi ke sekolah untuk mengambil raport. Mama pun memasuki ruangan kelas 5, aku ikut-ikutan Mama masuk ke dalam kelas.
"Pak Rizky-nya mana Fel?" tanya Mama sambil celingak-celingukan.
"Itu, yang lagi nulis-nulis itu lho ma!" tunjukku.
"Oooh, kamu mau ikut Mama atau nunggu di luar?" tanya Mama lagi.
"Ikut Mama saja deh," jawabku.

Mama pun duduk di bangku yang telah disediakan untuk orang tua murid.
"Selamat Pagi Pak, ini dengan Mamanya Felicia," Mama memulai pembicaraan sedangkan aku menyalami Pak Rizky.
"Selamat pagi Bu, dengan Felicia ya..." Pak Rizky pun mencari-cari raportku. Setelah ketemu, Pak Rizky pun membuka lembar-lembar halaman raportku. "Selamat ya Felicia, kamu dapat ranking 2," ujar Pak Rizky. Aku tersenyum lebar mendengarnya.

"Ehm.. Jadi, Felicia anaknya rajin atau tidak," tanya Mama. Memang, kebiasaan Mama begitu, menanyai guru tentang sikap-sikapku selama belajar di kelas.
"Yaa... baik kok, dia anak yang bertanggung jawab, kalau ada tugas langsung mengerjakan, kalau sudah selesai, pasti main-main gitu lah," jawab Pak Rizky "Kadang-kadang saya juga mengawasi anak-anak dari jendela, Felicia termasuk anak pendiam dan jarang ngobrol," lanjutnya.
"Oh, begitu, ya sudah terima kasih atas perhatiannya ya, Pak" Mama dan aku pun bangkit dari tempat duduk dan langsung ke keluar kelas.

"Yey! Dapat ranking 2!" seruku senang.
"Tuh 'kan. Kamu sih udah ketakutan sendiri," Mama mencubitku pelan.
"Hehehe, habis kalau aku ranking 4 apa kata dunia?" kataku sedikit bercanda.
"Bisa saja kamu," Mama pun tertawa kecil.





2 comments :